![]() |
Kapolda Kepri Irjen Pol Dr. Aris Budiman, M.Si saat memberi kata sambutan di acara Tausiah Kebangsaan. |
Dinamika Kepri, Batam – Polda Kepulauan Riau menggelar Tausiah Kebangsaan dengan mengangkat tema strategi upaya pencegahan dan deteksi dini paham Radikalisme, Terorisme di Wilayah Kepri, Rabu (4/11/20).
Hadir dalam kegiatan tersebut Kapolda Kepri Irjen Pol Dr. Aris Budiman, Irwasda Polda Kepri, para pejabat utama Polda Kepri, Direktur Pencegahan Detasemen Khusus 88, para Kapolres/Ta jajaran Polda Kepri, para Narasumber dan peseta Tausiah Kebangsaan Polda Kepri.
Dalam sambutannya pada saat pembukaan acara tersebut Kapolda Kepri Irjen Pol Dr. Aris Budiman, mengatakan bahwa sekarang ini marak paham radikalisme.
"Belakangan ini kita ketahui sedang maraknya paham-paham radikalisme yang disebarkan melalui IT dan hal ini cukup meresakan bagi kita semua, khususnya bagi anggota Polri yang dalam tugasnya sehari-hari melaksanakan tugas pengamanan khususnya pencegahan terjadinya tindak kejahatan," ungkap Kapolda Kepri Irjen Pol Dr. Aris Budiman.
Menurutnya, maraknya paham radikalisme saat ini sangat berbahaya bagi negara.
"Paham radikalisme ini sangat berbahaya bagi negara kita, seperti yang diketahui bersama bahwa Indonesia terdiri dari berbagai suku dan agama, tentunya sangat berbahaya apabila Primordialisme berbasis didalam suku bangsa di Indonesia. Kita ketahui bersama bahwa nilai - nilai kebangsaan di ajarkan di mana pun, dan sekarang di ajarkan juga melalui teknologi tentunya ini sangat penting bagi kita semua bagaimana memahami dan mempelajari paham radikalisme ini," ujar Kapolda Kepri.
Diakhir kata sambutannya, Kapolda Kepri menekankan agar apa yang disampaikan oleh para narasumber didengar dan diperhatikan.
"Kepada seluruh peserta untuk mendengarkan dan memperhatikan penyampaian yang diberikan oleh Narasumber Bapak Mohammad Nuruzzaman, Bapak Islah Bahrawi dan Bapak Muhammad Najih Arromadloni dengan tujuan untuk menambah wawasan tentang Strategi dalam upaya pencegahan dan deteksi dini paham Radikalisme dan Terorisme," kata Kapolda berpesan. (Ril)