Wartawan di Batam Unjuk Rasa "Stop Kekerasan Terhadap Jurnalistik"

Wartawan di Batam Unjuk Rasa "Stop Kekerasan Terhadap Jurnalistik"

Dinamika Kepri, Batam - Sekitar kurang lebih ratusan wartawan dari berbagai media di Kota Batam, melakukan aksi unjuk rasa "Stop Kekerasan Terhadap Jurnalistik" di depan pintu masuk Dataran Engku Putri, Batam Center, Batam, Senin (30/9/2019) sore.

Aksi unjuk rasa yang sebelumnya direncanakan akan dilakukan di depan Mapolresta Barelang itu, dikatakan orator, aksi itu sebagai bentuk aksi solidaritas terhadap 14 wartawan yang mendapat kekerasan saat melakukan peliputan demo di berbagai daerah di indonesia.

"Unjuk rasa damai ini dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap 14 orang rekan-rekan jurnalistik yang mengalami kekerasan dari masyarakat maupun dari pihak oknum kepolisian saat peliputan di berbagai daerah, Jakarta, Makasar maupun di Papua. Stop kekerasan terhadap jurnalistik. Kita berharap agar kejadian itu tidak terulang lagi," kata orator.

Tak lama melukakan orasinya, Kapolresta Barelang, AKBP Prasetyo Rahmad Purboyo lalu bertemu dengan para wartawan.

Kapolresta Barelang, AKBP Prasetyo Rahmad Purboyo (tengah) saat bertemu para wartawan di Lapangan Engku Putri, Batam Center, Senin (30/9).
Kapolresta mengatakan, katanya untuk di Batam, ia menjamin hal itu tidak akan terjadi. Namun ia juga mengingatkan, untuk menghindari yang tidak diinginkan, sarannya untuk di lain waktu jika meliput aksi unjuk rasa, supaya dapat dikenali, baiknya wartawan tersebut memakai identitas pengenal pers atau juga memakai baju rompi bertuliskan pers.

"Gantungkan kartu persnya supaya dapat dikenali. Kalau boleh pakai rompi yang bertuliskan pers. Polisi juga manusia yang tak luput dari kesalahan," ucapnya.

Kata dia mengakhiri, wartawan adalah mitra polisi. Ia juga berharap agar hubungan wartawan dengan polisi tetap terjalin baik.

Pintanya, agar suasana Batam tetap aman dan kondusif, wartawan yang menulis berita, harapnya tidak memprovokasi keadaan. (Ag)
Halaman :

Lebih baru Lebih lama